-->

Tawaran Utang Atas Nama Investasi = Racun di balut Wagyu

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
ilustrasi

Oleh:Iis Purwanti
Ibu Rumah Tangga

Mediaoposisi.com-Pada pertemuan IMF-World Bank di Bali yang lalu, World Bank tawarkan Pinjaman 1 Miliar Dolar AS kepada Indonesia untuk Palu dan Lombok.

Pinjaman ini ditujukan untuk penanganan dan pemulihan pasca bencana di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat lalu, dan lokasi terdampak bencana lainnya di Indonesia.

Dalam tawarannya, Bank Dunia juga mengklaim tawaran pinjaman ini mampu memperkuat ketahanan jangka panjang.

Bank Dunia juga memberikan hibah sebesar 5 juta dolar AS atau Rp 75 miliar sebagai dana asistensi bagi pemerintah untuk melakukan rekonstruksi pembangunan di daerah bencana.

Paket pinjaman yang ditawarkan Bank Dunia sendiri mencakup dana transfer tunai untuk 150 ribu keluarga termiskin yang terdampak bencana untuk jangka waktu antara 6 bulan hingga satu tahun.

Alokasi pinjaman hingga 1 miliar dolar AS juga mencakup program pemulihan darurat baru, seperti pembangunan kembali rumah sakit, sekolah, jembatan, jalan raya, dan infrastruktur pasokan air bersih.

Itulah dampak dari kebobrokan rezim, yang membuat negara kita ketergantungan pada hutang luar negri. Padahal yang namanya utang meski mengatasnamakan investasi atau apapun, jelas sangat berbahaya, apalagi berdampak pada riba.

Padahal, sudah jelas kita ketahui kebahayaan riba, apalagi ini sampai melakukannya hingga menjadi ketergantungan . Sudah jelas tertera dalam firman Allah dalam Q.S al-Baqarah ayat 275-279:

Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah.

Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.

tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

Inilah kebobrokan rezim neolib yang sangat tergantung pada utang dan menganggapnya sebagai sebuah kebaikan (prestasi).

Padahal yang namanya hutang meski diatas namakan investasi pun itu sudah jelas sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa dan negara dimasa depan.

Indonesia dan dunia islam bisa saja memungkinkan untuk lepas dari utang dan ketergantungan pada negara besar, asalkan mau meninggalkan sistem Kapitalis dan beralih pada sistem Islam yang mengatur semua urusan dengan secara menyeluruh.

Karenanya, saat ini umat Islam membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengadopsi Islam ideologis, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah.[MO/gr]




Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close